The Fourth Monkey

40136294

Judul: The Fourth Monkey

Pengarang: J.D. Barker

Penerbit: Bhuana Sastra, 2018

Halaman: 568

Terjadi kecelakaan bus di sebuah persimpangan yang menewaskan seorang pria. Namun, ternyata ini bukan kecelakaan biasa, karena korban membawa sebuah kotak putih dengan tali rapi yang berisikan potongan telinga manusia. Kotak itu adalah ciri khas dari pembunuh berantai yang masih buron sejak lima tahun lalu.

Sam Porter yang sudah bergelut dengan kasus ini sejak awal pun dipanggil. Berkejaran dengan waktu, Sam dan kolega-koleganya berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang mungkin saja masih hidup. Namun, sang pembunuh ternyata berhasil menyusup ke dalam tim dan mengecoh Sam. Nyawa Sam kini juga berada di ujung tanduk.

 

Karena dituturkan dari sudut pandang beberapa tokoh, termasuk sang pembunuh yang diwakili oleh buku hariannya, saya jadi lebih mudah memahami apa yang terjadi. Alur ceritanya juga tidak terlalu lambat sehingga tidak membosankan, bahkan ada twist-twist yang keren. Penjelasan-penjelasannya detail tapi tidak bertele-tele dan berlebihan. Buku ini mampu membuat saya penasaran sehingga membuat sulit berhenti jika sudah membacanya. Intinya, saya merekomendasikan banget buku misteri & thriller ini bagi yang suka serial detektifan dan pembunuhan.

#HappyReading ^^

 

 

 

 

 

I am Sarahza

sarahza

Judul: I am Sarahza

Pengarang: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra

Penerbit: Republika Penerbit, 2018

Halaman: 372

“… setiap aku baca koran atau nonton TV berita orang buang anak, menyiksa anak, aborsi, atau secetek artis menunda punya anak, tapi telanjur hamil malah kecewa, rasanya aku pingin ketemu sama mereka, lalu teriak, nampar, nempeleng muka mereka. Dasar orang nggak tahu bersyukur! Rasanya sakit sekali Pak. Kenapa Allah nggak kasih jatah mereka ke aku saja? Aku, yang sudah nggak keitung lagi berapa kali aku minta dan berharap? Kenapa kebalik-balik begini. Kenapa harus aku?”

Itulah curhatan Hanum kepada bapaknya saat dia berada di posisi paling rendah dalam kehidupannya akibat rentetan kegagalan untuk mendapatkan buah hati. Dia sudah melakukan beragam upaya agar bisa hamil, mulai dari terapi, inseminasi, bahkan bayi tabung. Tak hanya sekali, tetapi berkali-kali dilakukannya, rela menahan segala sakit akibat jarum suntik dan ragam sayatan demi memperoleh anak. Namun, Allah masih belum juga membukakan jalan baginya untuk menjadi seorang ibu. Bahkan, dia harus mengalami suatu kehilangan yang amat parah hingga akhirnya membuatnya depresi berat. Beruntungnya, Hanum memiliki suami serta orangtua yang selalu siap membantu dan mendampinginya di masa-masa yang kelam itu.

 

Setiap lembar dalam buku ini akan membuat derai air mata para pembacanya jatuh tanpa henti. Semua perjalanan melelahkan dan memilukan yang dialami Hanum dan Rangga diuraikan dengan kata-kata yang amat menyentuh kalbu. Meskipun belum menjadi orangtua, para pembaca tetap dapat mengambil hikmah dari setiap jalan ceritanya. Betapa manusia begitu kecil di hadapan-Nya. Betapa kesabaran sangatlah berat dilakukan tanpa adanya iman yang kuat serta orang-orang sekitar yang terus menguatkan.

 

“Orang beriman itu tandanya mengucap Laa ilaaha illallah saat memperoleh kenyataan seburuk apa pun. Semenyakitkan apa pun.  Boleh terjatuh, tersungkur, terpuruk, tapi jangan lama-lama. Tumitmu harus dijengkalkan lagi, angkat badanmu, dan berdiri tegak seraya berseru bismillah …..” -39-

Kesedihan mengajarkan kebijaksanaan. Orang bijak adalah orang yang banyak merasakan kesedihan melewati asam garamnya kehidupan. -204-

 

#HappyReading ^^